Kamis, 27 Agustus 2009

Ramadhan dan Kesehatan

Manusia dalam kesehariannya tentu membutuhkan makanan. Makanan yang dikonsumsi pun harus mengandung gizi. Gizi itu diantaranya karbohidrat, protein, dan lemak. Tak lupa vitamin serta mineral. Fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi yang utama bagi tubuh. dalam 100 gram nasi putih dapat terkandung 28 gram karbohidrat. Protein dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. Manfaatnya antara lain untuk regenerasi sel-sel tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Contoh makanan yang mengandung protein adalah telur, susu, kedelai, dll. Yang terakhir adalah lemak. Lemak di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi tinggi. Karena energi yang dihasilkan setiap gramnya memberi lebih banyak energi daripada protein dan karbohidrat. Selain itu, lemak merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam jaringan adipose. Lemak ini akan di proses ketika tubuh kekurangan karbohidrat. Lemak akan memecah menjadi glukosa, dan glukosa akan diproses melalui proses katabolisme dalam tubuh sehingga menghasilkan energi. Katabolisme merupakan proses penguraian senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga mudah dicerna tubuh. Berikut merupakan gambar dari lemak yang ada dalam tubuh.

yang berwarna merah merupakan lemak/cadangan makanan yang ada di sel-sel tubuh


Ketika kita berpuasa, maka secara otomatis tubuh akan menggunakan lemak sebagai bahan bakar pengganti. Ketika cadangan makanan diambil, tubuh pun secara serentak bekerja untuk mengganti cadangan makanan yang sudah lama tidak digunakan dan diganti dengan yang baru. Dalam hal ini telah terjadi peremajaan sel-sel dalam tubuh. Sehingga kita dapat melihat wajah atau pun kulit orang-orang yang rutin berpuasa lebih terlihat halus dan kencang.


Selanjutnya, tubuh manusia dalam melakukan pencernaan makanan sebenarnya memiliki siklus tertentu untuk mencerna, menyerap, dan mengeluarkan makanan. Ada waktu-waktu tertentu bagi tubuh dalam memroses makanan. Ketika makanan keluar dari usus halus menuju ke usus besar, perut tengah bersiap-siap menerima asupan makanan selanjutnya. Dan apabila tidak ada makanan yang masuk, maka perut akan menyimpan enzim, memperbarui selaput lendir dan memperbaiki fungsi kontraksi sistem pencernaan. Saat perut melakukan proses penyaringan makanan, khususnya untuk makanan yang kaya protein, maka akan diaktifkan zat asam, getah dan enzim lambung. Hal ini lama-kelamaan dapat menyebabkan kerusakan pada dinding perut, itulah sebabnya dibutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat guna melakukan perbaikan dan persiapan pencernaan selanjutnya. ketika berpuasa, maka waktu istirahat bagi perut akan semakin banyak. Dalam puasa bisa dikatakan adalah saat bagi perut untuk service it self.


Jadi, puasa merupakan sebuah proses detoksifikasi alami bagi tubuh. Tubuh dapat meremajakan sel-sel yang telah mati. Serta adanya perbaikan pada sistem pencernaan. Ketika semuanya bekerja dengan baik, maka pembuluh arteri dan vena dalam tubuh akan berjalan lancar. Asupan darah kaya oksigen ke otak dan seluruh tubuh akan berjalan lancar. Hasilnya, pikiran terasa lebih ringan, dan batin terasa lebih tenteram.